Minggu, 29 April 2012

Ciri Batik Cirebon dan Perbedaan dengan Daerah Lain

Ciri Batik Cirebon
Untuk lebih mudah mengenal batik Cirebon ada ciri-ciri khusus, yaitu ada garis tipis atau kecil yang dalam istilah batik Cirebon disebut Wit. Lebih jelasnya yang disebut Wit adalah garis kontur atau tali air atau juga lung-lungan dan sejenisnya, yang relatif kecil, tipis dan halus yang warnanya lebih tua dari warna dasar kain.
Istilah Wit ini hanya ditemukan pada batik Tembokan (Cirebon), Popokan (Jawa), yang pada saat ini hanya dapat dikerjakan oleh pengrajin batik Cirebon.
Namun demikian, harus kita akui bahwa batik jaman dulu (kuno), garis Wit tersebut banyak ditemui, walaupun batik tersebut bukan dari Cirebon seperti Pekalongan, Jawa, Madura dan lainnya. Hanya kelihatan ada perbedaan, walaupun sama-sama halus. Perbedaan ini terlihat dari cara atau teknik membatik.
Perbedaan Teknik
Adapun perbedaan tekniknya tersebut adalah teknik batik Jawa, tukang lengreng (tukang gambar) membuat garis Wit harus dobel atau kembar sehingga tukang tembok tidak perlu membuat Wit sendiri karena sudah dibatasi oleh garis kembar tersebut.
Teknik batik Cirebon : tukang lengreng tidak perlu membuat garis (Wit) kembar, cukup satu goresan saja, selanjutnya tukang tembok sendiri yang harus membuat garis Wit tersebut.
Dengan demikian tukang tembok harus memiliki keahlian khusus agar batik yang dibuat sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Sebetulnya perbedaan teknik ini tidak begitu menonjol namun ini sekedar untuk pengetahuan saja. Di samping itu perlu kiranya untuk mengenal tahapan proses pembuatan batik.
Sumber : http://sanggarbatikkatura.com/ciri-batik-cirebon-dan-perbedaan-dengan-daerah-lain

Motif batik beserta filosofinya.


1. Kawung
Motif ini berbentuk teratai yang sedang merekah. Motif melambangkan kesucian dan umur panjang.
2. Parang
Motif berbentuk mata parang, melambangan kekuasaan dan kekuatan. Hanya boleh dikenakan oleh penguasa dan ksatria.
3. Sawat
Motif berbentuk sayap, hanya dikenakan oleh raja dan putra raja.
Motif batik diciptakan tidak berdasarkan pertimbangan nilai estetis saja, tetapi juga berdasarkan harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk banyak simbol, misalnya sebagai berikut:
1. Ragam Hias Slobong
Memiliki arti lancar dan longgar. Motif ini digunakan untuk melayat dan bermakna harapan agar arwah orang yang meninggal dunia dapat dengan lancar menghadap kepada Tuhan dan diterima di sisi-Nya.
2. Ragam Hias Sida Mukti
Berarti “jadi bahagia”. Motif ini dikenakan oleh pengantin pria maupun wanita, dengan harapan keduanya akan memperoleh kebahagiaan selama hidupnya.

melestarikan batik

melestarikan budaya indonesia, artikel mengenai melestarikan budaya, melestarikan kebudayaan indonesia, artikel upaya pelestarian batik, pelestarian budaya warisan, upaya pelestarian batik indonesia, upaya pelestarian batik, badan pbb yang menangani kebudayaan, cara melestarikan budaya indonesia, generasi batik indonesia, kebudayaan batik, artikel pelestarian kebudayaan indonesia, melestarikan budaya batik, pelestarian budaya membatik di indonesia, pelestarian budaya indonesia, pelestarian budaya adalah, pelestarian budaya, pelestarian batik oleh UNESCO, pelestarian batik, makalah tentang pembatik, pbb yang menangani pendidikan dan kebudayaan, makalah warisan bangsa indonesia, melestaikan kebudayaan indonesia, melestarikan batik indonesia, Melestarikan budaya batik indonesia, PBB bagian budaya, melestarikan budaya indonesia dgn nelajar, MELESTARIKAN WARISAN BANGSA YANG HAMPIR PUNAH, pelestarian kebudayaan indonesia, penerus bangsa harus lestarikan budaya batik

Sumber : http://sanggarbatikkatura.com/melestarikan-warisan-budaya-tak-benda-batik

Macam-Macam Canting

a. Menurut fungsinya
- Canting Reng-rengan
Canting reng-rengan dipergunakan untuk membatik Reng-rengan. Reng-rengan (ngengrengan) ialah batikan pertama kali sesuai dengan pola sebelum dikerjakan lebih lanjut. Orang membatik reng-rengan disebut ngengreng. Pola atau peta ialah batikan yang dipergunakan sebagai contoh model. Reng-rengan dapat diartikan kerangka. Biasanya canting reng-rengan dipergunakan khusus untuk membuat kerangka pola tersebut, sedangkan isen atau isi bidang dibatik dengan mempergunakan canting isen sesuai dengan isi bidang yang diinginkan. Batikan hasil mencontoh pola batik kerangka ataupun bersama isi disebut Polan. Canting reng-rengan bercucuk sedang dan tunggal.
-.Canting Isen
Canting Isen ialah canting untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi
polan. Canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap.
b. Menurut besar kecil cucuk
Canting dapat dibedakan :
- Canting carat (cucuk) kecil.
- Canting carat (cucuk) sedang.
- Canting carat (cucuk) besar.
c. Menurut banyaknya carat (cucuk)
Canting dapat dibedakan :
- Canting cecekan.
Canting cecekan bercucuk satu (tunggal), kecil, dipergunakan untuk membuat titik- titik kecil (Jawa : cecek). Orang membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut “nyeceki”. Selain untuk membuat titik-titik kecil sebagai pengisi bidang, canting cecekan dipergunakan juga untuk membuat garis-garis kecil.
- Canting loron.
Loron berasal dari kata loro yang berarti dua. Canting ini bercucuk dua,berjajar atas dan bawah, dipergunakan untuk membuat garis rangkap.
- Canting telon
Telon dari kata telu yang berarti tiga. Canting ini bercucuk tiga dengan susunan bentuk segi tiga. Kalau canting telon dipergunakan untuk membatik, maka akan terlihat bekas segi tiga yang dibentuk oleh tiga buah titik, sebagai pengisi.
- Canting prapatan
Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Maka canting ini bercucuk empat, dipergunakan untuk membuat empat buah titik yang membentuk bujursangkar sebagai pengisi bidang.
- Canting liman
Liman dari kata lima. Canting ini bercucuk lima untuk membuat bujursangkar kecil yang dibentuk oleh empat buah cicik dan sebuah titik ditengahnya.
-. Canting byok
Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh buah atau lebih dipergunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik, ; sebuah titik atau lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk, atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil.
- Canting renteng atau galaran
Galaran berasal dari kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari bambu yang dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer ; cara merangkai dengan sistem tusuk. Canting galaran atau renteng selalu bercucuk genap ; empat buah cucuk atau lebih : biasanya paling banyak enam buah, tersusun dari bawah ke atas.

sumber: cantingbatik.wordpress.com

Batik Pekalongan

Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Yogya, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Motif yang paling populer dan terkenal dari pekalongan adalah motif batik Jlamprang .

Batik Pekalongan banyak dipasarkan hingga ke daerah luar jawa, diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Minahasa, hingga Makassar. Biasanya pedagang batik di daerah ini memesan motif yang sesuai dengan selera dan adat daerah masing-masing.

Keistimewaan Batik Pekalongan adalah, para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan jaman . Misalnya pada waktu penjajahan Jepang, maka lahir batik dengan nama'Batik Jawa Hokokai', yaitu batik dengan motif dan warna yang mirip kimono Jepang. Pada umumnya batik jawa hokokai ini merupakan batik pagi-sore . Pada tahun enam puluhan juga diciptakan batik dengan nama tritura. Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah presiden SBY diangkat muncul batik dengan motif ‘SBY' yaitu motif batik yang mirip dengan kain tenun ikat atau songket. Motif yang cukup populer akhir-akhir ini adalah motif Tsunami. Memang orang Pekalongan tidak pernah kehabisan ide untuk membuat kreasi motif batik.

sumber  : http://www.huzabatik.com/?load=batik_pekalongan

Batik Megamendung

Motif batik Megamendung merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon dan daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan masterpiece, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu world heritage.'
Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon.


sumber             : http://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Megamendung

Perbedaan antara ciri-ciri batik tulis, batik cap dan batik printing

1. Batik Tulis : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya agak berbeda walaupun bentuknya sama. Bentuk isen-isen relatif rapat, rapih, dan tidak kaku.

2. Batik Cap : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya pasti sama, namun bentuk isen-isen tidak rapi, agak renggang dan agak kaku. Apabila isen-isen agak rapat maka akan terjadi mbeleber (goresan yang satu dan yang lainnya menyatu, sehingga kelihatan kasar).
 

3. Batik Printing : ornamen bisa sama, bisa tidak, karena tergantung desain batik yang akan ditiru, karena batik printing biasanya meniru batik yang sudah ada, namun yang perlu diketahui tentang warna. Warna batik printing kebanyakan tidak tembus karena proses pewarnaannya satu muka saja.




sumber : http://batikcrb.blogspot.com/2009/05/perbedaan-antara-ciri-ciri-batik-tulis.html

Jumat, 27 April 2012

Bahan Membuat Batik


Untuk membuat batik solo, peralatan yang diperlukan adalah : kain mori (bisa terbuat dari sutra, katun atau campuran kain polyester), pensil untuk membuat motif batik, canting yang terbuat dari bambu, berkepala tembaga serta bercerat atau bermulut, canting ini berfungsi seperti sebuah pulpen. Canting dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap zat warna. gawangan (tempat untuk menyampirkan kain), lilin, panci dan kompor kecil untuk memanaskan.

Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama kita membuat
model batik untuk baju batik diatas kain mori dengan pensil atau biasa disebut molani. Dalam penentuan motif batik, biasanya tiap orang memiliki selera batik berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif busana batik sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif batik umum yang telah ada.

2. Langkah kedua adalah menggunakan canting yang telah berisi lilin cair untuk melapisi motif
baju batik yang diinginkan. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan blus batik kedalam larutan pewarna, bagian model busana batik yang diberi lapisan lilin tidak terkena. Setelah lilin cukup kering, celupkan kain model batik ke dalam larutan pewarna.

3. Proses terakhir adalah nglorot, dimana kain
batik solo yang telah berubah warna direbus dengan air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin busana batik, sehingga motif baju batik solo yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif desain busana batik yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain blus batik tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur).

Maka hasilnya adalah kain
model busana batik yang dikenal dengan kain batik tulis. Penamaan itu diberikan, karena disamping baju batik solo, ada juga batik cap, batik printing, batik painting, desain busana batik dan sablon.

sumber    : http://www.batikmarkets.com/

proses pembuatan “Malam Batik” menurut standar

(1) Malam Tawon; (2) Gondorukem (3) Damar Mata Kucing, (4) Parafin, (5) Microwax , (6) Kendal. Komposisi takarannya sangat berbeda sesuai kehendak pengrajin, resep dari Pekalongan berbeda dengan resep dari Solo, Joga, dan Lasem. Komposisi ini kadang-kadang dirahasiakan, oleh karena itu pengalaman saja yang dapat menghasilkan resep lilin malam yang baik dengan istilah “ngawat” (untuk batik tulis) atau ” fleksibel” mudah dilorod (batik cap).

Batik Tulis Indonesia

Batik adalah leluhur budaya dan warisan negara Indonesia yang perlu dilesatarikan. Salah satu jenis batik adalah Batik tulis, yaitu kain dihias menggunakan tangan sesuai corak atau tekstur tertentu.jadi proses pembuatan motifnya secara manual.Ciri dari batik tulias adalah Kombinasi warna bisa lebih banyak,motif tidak berulang, dan warna dasarnya bisa gelap atau cerah.
Alat yang digunakan adalah canting, canting adalah alat tradisonal yang khas digunakan untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam pada kain.

Bagian dari sebuah canting ada 3,yaitu :
Nyamplung : tempat tampungan cairan malam, terbuat dari tembaga.
Cucuk            : tergabung dengan nyamplung, adalah tempat keluarnya cairan malam panas saat menulis batik.
Gagang          : pegangan canting, umumnya terbuat dari bambu atau kayu.

sumber        : http://www.katabagus.com/batik-tulis-indonesia.html

batiiiiiiiiiiiiiiiikk



ini adalah foto saya sewaktu prakerin di sebuah perusahaan di mejan, kebon, bayat, klaten. tepatnya di Batik Retno Mulyo

Aneka Daun yang bisa dipakai untuk pewarna

Di sekitar rumah saya banyak juga tanaman yang mungkin dapat di jadikan sumber untuk pewarna alam. Maklum di belakang rumah terdapat kebun yang tampilannya mirip hutan lindung, terdapat berbagai spesies tanaman yang dapat dijadikan eksperimen untuk pembuatan pewarna alam. Dimulai dengan daun jambu dan daun mangga yang menurut beberapa referensi, dapat dipakai menjadi bahan dasar pewarna alam. Hasilnya, kain yang dicelup dengan daun jambu cenderung berwarna khaki sedangkan pewarnaan menggunakan daun mangga memunculkan warna hijau muda (pupus). Ketika larutan ditambah dengan tawas, warna yang muncul menjadi lebih kuat (tua). Tetapi semua hasil pewarnaan ini hanya memunculkan warna-warna muda.

http://batikpekalongan.wordpress.com/category/pewarna-alam/

Kamis, 26 April 2012

Sido Mukti, Truntum, Kawung, Parang, Ciptoning

BATIK sudah dikenal sejak zaman Majapahit (sekitar 14 Century) dan yang mencapai puncak ketika Majapahit dibagi menjadi 2 Kingdom, Yogyakarta dan Surakarta (Solo). Batik sebenarnya adalah mulai dari Istana sendiri untuk Raja dan keluarga. Batik dari Surakarta dan Yogyakarta memiliki pola begitu banyak. Pola Setiap bagian memiliki artinya sendiri dan filosofi. Pola Beberapa hanya dapat mengenakan oleh orang-orang tertentu.
Batik Kata itu sendiri berasal dari bahasa Jawa, berarti titik, karena ketika Anda ditarik garis harus mulai dengan titik, banyak titik menjadi garis. (Tapi, ketika orang batiking atau membuat batik Jawa mengucapkannya sebagai mbatik; Orang-orang mengira berasal dari kata 'amba', yang tidak benar, karena amba berarti luas tidak melakukan sesuatu).
1. Sido MuktiBatik Sido Mukti dengan pola yang dikenakan oleh mempelai wanita dan pengantin pria. Sido berarti terus menerus, Mukti berarti makmur dan penuh kebahagiaan. Diharapkan calon pengantin yang mengenakan batik ini akan bahagia dan sejahtera. Pola ini menunjukkan kotak dalam pola diagonal dan di dalam setiap kotak ada 'meru' atau rumah kecil 'Sawat' atau sayap setengah dan kadang-kadang kupu-kupu. Karena itu, ketika mengenakan batik ini keseluruhan pola harus menghadap ke atas.
2. TruntumBatik dengan pola Truntum dikenakan oleh orang tua dari pengantin. Truntum berarti untuk membimbing. Diharapkan orang tua dapat membimbing dan memberikan nasehat bijaksana untuk kedua mempelai untuk melangkah dalam kehidupan pernikahan. Sebenarnya 'truntum' diwakili tunas Jasmine.
3. KawungBatik dengan pola Kawung dikenakan oleh raja dan keluarga. Kawung pola melambangkan keadilan dan kekuasaan.
Pola Kawung Batik memiliki arti yang melambangkan harapan bagi manusia akan selalu ingat asal-usul mereka.Pola ini terdiri dari empat lingkaran difokuskan pada titik berarti seorang Raja yang dibantu oleh pegawai-pegawainya. Sebenarnya 'kawung' atau 'kolang kaling' adalah nama buah Palm yang bahasa Indonesia orang suka makan, bisa jadi campuran dalam minuman 'es teller' atau dapat dijadikan sebagai merah / hijau manis acar.
4. Parang RusakParang berarti senjata (seperti pedang), itu melambangkan kekuasaan dan kekuatan.
Batik dengan pola Parang Rusak dikenakan oleh raja dan keluarga.
5. CiptoningSeseorang yang mengenakan batik dengan pola Ciptoning diharapkan menjadi orang yang bijaksana, ia dapat memberikan saran yang bijaksana dan saran yang tepat dalam hidup.


Sumber           : Banyak

Asal dan Motif Motif Batik indonesia


Batik Indonesia memiliki banyak macam Motif, ini berasal dari filosofi dan budaya masing-masing daerah. Adapun Motif Batik berdasarkan Daerah Asal Adalah sebagai berikut :
Batik Bali
Batik Banyumas
Batik Madura
Batik Malang
Batik Pekalongan
Batik Solo
Batik Tasik
Batik Aceh
Batik Cirebon
Batik Jombang
Batik Banten
Batik Tulungagung
Batik Kediri
Batik Kudus
Batik Jepara / Batik Kartini


sebagai warisan dunia, seharusnya batik harus kita lestarikan

Jenis Batik Menurut Asal Pembuatannya

Batik Jawa
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.

http://katamutiara.abatasa.com/post/detail/19859/jenis-jenis-batik-di-indonesia.html

Batik Pekalongan

Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.
Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa.
Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah – daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik. Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura.
Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang. Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain.
Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.Batik Pekalongan, antara Masa Lampau dan BATIK pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik pekalongan dikerjakan di rumah-rumah.
Akibatnya, batik pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Batik pekalongan adalah napas kehidupan sehari-sehari warga Pekalongan. Ia menghidupi dan dihidupi warga Pekalongan.
Meskipun demikian, sama dengan usaha kecil dan menengah lainnya di Indonesia, usaha batik pekalongan kini tengah menghadapi masa transisi. Perkembangan dunia yang semakin kompleks dan munculnya negara pesaing baru, seperti Vietnam, menantang industri batik pekalongan untuk segera mentransformasikan dirinya ke arah yang lebih modern.
Gagal melewati masa transisi ini, batik pekalongan mungkin hanya akan dikenang generasi mendatang lewat buku sejarah. Ketika itu, pola kerja tukang batik masih sangat dipengaruhi siklus pertanian. Saat berlangsung masa tanam atau masa panen padi, mereka sepenuhnya bekerja di sawah. Namun, di antara masa tanam dan masa panen, mereka bekerja sepenuhnya sebagai tukang batik. ZAMAN telah berubah.
Pekerja batik di Pekalongan kini tidak lagi didominasi petani. Mereka kebanyakan berasal dari kalangan muda setempat yang ingin mencari nafkah. Hidup mereka mungkin sepenuhnya bergantung pada pekerjaan membatik.
Apa yang dihadapi industri batik pekalongan saat ini mungkin adalah sama dengan persoalan yang dihadapi industri lainnya di Indonesia, terutama yang berbasis pada pengusaha kecil dan menengah.
Persoalan itu, antara lain, berupa menurunnya daya saing yang ditunjukkan dengan harga jual produk yang lebih tinggi dibanding harga jual produk sejenis yang dihasilkan negara lain. Padahal, kualitas produk yang dihasikan negara pesaing lebih baik dibanding produk pengusaha Indonesia.
Penyebab persoalan ini bermacam-macam, mulai dari rendahnya produktivitas dan keterampilan pekerja, kurangnya inisiatif pengusaha untuk melakukan inovasi produk, hingga usangnya peralatan mesin pendukung proses produksi.

http://batikindonesia.com/tag/jenis-batik-di-indonesia

TEKNIK PEMBUATAN BATIK

  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
  • Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

batik bayat


Bayat merupakan kota kecil di wilayah selatan Kabupaten Klaten (Jawa Tengah). Kota kecil ini adalah salah satu situs penting dalam pengembangan agama Islam di Jawa Tengah bagian selatan pasca kerajaan Demak (awal Kerajaan Pajang/ Kartasura/ Surakarta ). Ki Ageng Pandanaran tinggal dan meninggal serta dimakamkan di Bayat.


Seiring dengan perkembangan budaya batik di Keraton Surakarta dan Yogyakarta , Bayat juga menjadi tempat bagi para seniman batik berekspresi dan berkarya sesuai jamannya. Motif batik dan warna yang paling berpengaruh hingga sekarang adalah motif dan warna bercorak kasunananan ( Surakarta ). Seiring dengan perkembangan batik dan diakuinya batik sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia , motif dan warna batik yang dibuat di Bayat juga beragam (batik kontemporer). Akan tetapi batik tradisional yang merupakan awal mula budaya batik di Bayat tetap dilestarikan.



http://batikbayat.com/webId/index.php?

Rabu, 18 April 2012

PROSES MEMBUAT BATIK


ü  MEMBUAT DESAIN
ü  MEMINDAH POLA PADA KAIN
ü  MEMBATIK KLOWONG
ü  MEMBATIK ISEN-ISEN
ü  NERUSI DAN NEMBOKI
ü  PEWARNAAN PERTAMA
ü  MBIRONI ( Mengambil warna biru pada pewarnaan pertama)
ü  PEWARNAAN KEDUA
ü  MENGAMBIL WARNA
ü  PEWARNAAN KETIGA
ü  PROSES MELOROD ( Menghilangkan malam pada proses akhir membatik)
ü  SETRIKA

batik ku adalah hidupku


Engkau sangatlkah di segani diberbagai kalangan.,,,,
Baik itu, muda,tua, kaya, maupun miskin,,,,,,
Engkau sangatlah berharga bagi setiap insan,,,,,
Yang membuat semua orang merasa nyaman menggunakan engkau,,,,,,

Engkau sungguh mempesona,,,,,,
Aroma mu,,,,
Warnamu,,,
Pesonamu,,,
Semuanya sangat menarik aku untuk mengenakan dirimu,,,,

Aku sangat takut kehilangan dirimu,,,,
Sungguh,,,,,,
Dirimu sangatlah berharga..,,
Engkaulah kehidupan sehari-hari ku,,

Batik ku adalah hidupku,,,,